Semua Artikel
Diposting pada 28 Maret 2025

Deployment: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenisnya

By Khafid Ilham - Creator
Penulis

Deployment adalah proses penting dalam siklus hidup perangkat lunak, terutama pada fase di mana aplikasi atau sistem siap digunakan oleh pengguna akhir. Mari kita bahas lebih mendalam mengenai apa itu deployment, tujuannya, dan jenis-jenis deployment yang umum digunakan.

Pengertian Deployment

Deployment adalah proses penerapan atau penempatan suatu aplikasi, sistem, solusi, atau teknologi ke dalam lingkungan operasional yang sesungguhnya setelah melalui tahap pengembangan (development).

Proses ini melibatkan pemindahan aplikasi atau sistem ke dalam lingkungan produksi atau operasional yang biasanya berbeda dari lingkungan pengembangan atau pengujian.

Tujuan Deployment

Secara keseluruhan, tujuan utama dari deployment adalah membuat aplikasi atau sistem tersedia untuk pengguna akhir (end-user) sehingga mereka bisa mengakses dan menggunakannya sesuai dengan kebutuhan.

End-user ini sendiri dapat beragam sesuai dengan tujuan awal dari pengembangan sistem tersebut.

Misalnya, ada aplikasi yang hanya digunakan oleh tim internal perusahaan, tetapi ada pula aplikasi yang harus dapat diakses oleh publik.

Jenis-jenis Deployment

1. On-Premises Deployment

Pada jenis deployment ini, aplikasi atau sistem di-deploy di dalam infrastruktur lokal suatu organisasi atau perusahaan.

Ini berarti bahwa organisasi tersebut bertanggung jawab penuh atas perawatan dan pemeliharaan infrastruktur hardware dan software yang digunakan.

2. Cloud Deployment

Dalam jenis deployment ini, aplikasi atau sistem di-deploy di lingkungan cloud.

Ini berarti bahwa infrastruktur fisik dikelola oleh penyedia layanan cloud, sementara organisasi hanya perlu fokus pada pengembangan dan operasional aplikasi atau sistemnya.

Keuntungan dari jenis deployment ini adalah skalabilitas dan fleksibilitas yang tinggi, serta biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan on-premises.

3. Container Deployment

Deployment ini menggunakan teknologi containerisasi seperti Docker atau Kubernetes.

Teknologi ini memungkinkan aplikasi dan dependensinya dikemas dalam satu unit yang dapat dijalankan di berbagai platform.

Ini memberikan fleksibilitas dan portabilitas yang tinggi, serta memudahkan proses deployment dan pembaruan.

4. Serverless Deployment

Jenis deployment ini memanfaatkan layanan cloud untuk menjalankan aplikasi, di mana organisasi tidak perlu mengelola server secara langsung.

Ini memungkinkan organisasi untuk fokus sepenuhnya pada pengembangan aplikasi, sementara infrastruktur dan server ditangani oleh penyedia layanan.

5. Hybrid Deployment

Deployment ini merupakan kombinasi dari beberapa jenis deployment lainnya, biasanya antara on-premises dan cloud.

Ini memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kelebihan dari masing-masing jenis deployment, serta memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan infrastruktur dengan kebutuhan spesifik.

Meskipun ini bisa memberikan kontrol lebih besar atas data dan proses, namun juga memerlukan investasi awal yang besar serta biaya operasional yang berkelanjutan.